Sabtu, 2 Agustus 2025 – 01:00 WIB
Dalam era peperangan modern, drone tempur kini telah menjadi tulang punggung kekuatan militer global. Kemampuannya yang memungkinkan untuk menjalankan misi pengintaian, akuisisi target, hingga serangan presisi tinggi tanpa memerlukan pilot di dalam kokpit, menjadikan drone sangat efisien dan efektif. Dibandingkan dengan jet tempur konvensional, penggunaan drone sangat menguntungkan secara biaya, serta tidak membahayakan nyawa penerbang, menyebabkan teknologi ini semakin diminati oleh berbagai negara di seluruh dunia.
Berdasarkan data terbaru dari berbagai sumber, terungkap beberapa negara dengan jumlah drone tempur aktif terbanyak di dunia. Hasil ini cukup mengejutkan, di mana beberapa negara yang dikenal sebagai raksasa militer justru tergeser oleh kekuatan baru yang agresif dalam mengembangkan armada UAV (Unmanned Aerial Vehicle) mereka. Pertanyaannya, negara mana sajakah yang menguasai teknologi canggih ini?
Drone Tempur: Pemimpin Global dan Inovasinya
Amerika Serikat tetap berada di puncak daftar dengan total 444 unit drone tempur aktif. Negara ini telah lama menjadi pelopor dalam teknologi UAV, mengoperasikan beragam jenis drone canggih seperti MQ-9 Reaper dan MQ-1 Predator yang terlibat dalam misi global. Kesuksesan mereka dalam integrasi teknologi mutakhir ke dalam operasi militer telah menjadikan Amerika Serikat sebagai acuan utama bagi negara lain.
Insight lebih dalam mengenai penggunaan drone menunjukkan bahwa efisiensi dalam pengeluaran militer menjadi alasan utama di balik popularitas teknologi ini. Dari data angka, biaya operasional drone jauh lebih rendah dibandingkan jet tempur tradisional. Hal ini memberi keuntungan tidak hanya dalam strategi militer tetapi juga dalam pengelolaan anggaran pertahanan.
Persaingan Drone Tempur di Tingkat Global
Namun, patut dicatat bahwa Turki kini menempel ketat di posisi kedua dengan 443 drone tempur. Kesuksesan drone lokal seperti Bayraktar TB2 dan Akinci mengukuhkan Turki sebagai pemain utama dalam industri drone militer global. Drone buatan Turki tidak hanya digunakan di dalam negeri, tetapi juga laris manis di pasar ekspor dan telah ikut berperan dalam berbagai konflik militer di belahan dunia lainnya.
Selain itu, negara-negara seperti China (160 unit), Iran (328 unit), Arab Saudi (306 unit), dan Rusia (105 unit) juga memperkuat armada drone tempur mereka. Menariknya, kehadiran Iran dan Arab Saudi dalam daftar ini mencerminkan dinamika politik di Timur Tengah yang rawan konflik. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara tersebut sedang aktif mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan militer di masa depan.
Dalam konteks ini, China tampak masih fokus pada pengembangan drone generasi baru sebelum meningkatkan kuantitas armadanya. Strategi ini menunjukkan pendekatan jangka panjang dari China untuk memantapkan posisi mereka dalam kompetisi teknologi drone global.
Di sisi lain, posisi Israel yang kini hanya menempati peringkat ke-11 dengan 15 unit drone tempur menjadi perhatian serius. Israel yang dikenal sebagai pionir UAV kini menunjukkan tanda-tanda penurunan signifikan. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh data yang hanya mencatat unit aktif, tanpa mempertimbangkan total produksi atau ekspor drone yang telah dilakukan.
Sementara itu, Indonesia, meski masih memiliki 6 unit drone tempur aktif, turut serta dalam perlombaan ini. Keberadaan Indonesia dalam daftar ini menunjukkan bahwa negara kita mulai serius membangun kapabilitas UAV tempurnya. Langkah ini bisa menjadi batu loncatan menuju kemandirian alutsista nasional di waktu yang akan datang.
Berikut adalah daftar lengkap negara dengan drone tempur terbanyak di dunia 2025:
- Amerika Serikat: 444 unit
- Turki: 443 unit
- Iran: 328 unit
- Arab Saudi: 306 unit
- China: 160 unit
- Rusia: 105 unit
- Pakistan: 95 unit
- Mesir: 32 unit
- Polandia: 24 unit
- Prancis: 16 unit
- Israel: 15 unit
- Ukraina: 12 unit
- Indonesia: 6 unit
Secara keseluruhan, drone tempur kini bukan sekadar pelengkap dalam operasi militer, tetapi telah menjadi ujung tombak dan kunci sukses bagi strategi militer modern. Negara-negara besar berlomba untuk memperkuat dan memperbanyak armada UAV mereka, sementara Indonesia pun mulai mengambil langkah awal yang penting. Harapannya, di masa depan, negara kita dapat bersaing dalam industri pertahanan berbasis teknologi tinggi ini.
Halaman Selanjutnya