Rabu, 11 Juni 2025 – 19:47 WIB
Upaya Menuju Gaza: Sebuah konvoi bus dan mobil pribadi berangkat menuju Gaza dari ibu kota Tunisia pada hari Senin. Inisiatif ini bertujuan untuk menarik perhatian terhadap blokade Israel yang menghambat bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut, meskipun otoritas Israel telah menghentikan armada besar untuk mencapai tujuan mereka.
Konvoi ini terdiri dari aktivis, pengacara, dan tenaga medis dari berbagai negara di Afrika Utara. Mereka akan melewati Tunisia, Libya, dan Mesir sebelum sampai di Rafah, perbatasan dengan Mesir yang sebagian besar ditutup sejak militer Israel mengambil alih pada Mei 2024.
Tujuan Konvoi Humanitarian ke Gaza
Kegiatan ini direncanakan berlangsung dari 13 hingga 15 Juni 2025. Kelompok masyarakat sipil di Tunisia yang mengorganisir konvoi ini menyatakan bahwa tujuan utama mereka adalah untuk menuntut “penghentian segera dari pengepungan yang tidak adil di Jalur Gaza”. Keberadaan mereka dianggap sangat penting, terutama karena mereka juga menyoroti kebutuhan mendesak bagi bantuan kemanusiaan.
Selama lebih dari dua bulan terakhir, blokade yang diberlakukan oleh Israel bertujuan untuk menekan Hamas, namun kini beberapa bantuan dasar mulai diperbolehkan masuk. Para ahli mengingatkan bahwa kelaparan dapat melanda wilayah yang dihuni lebih dari dua juta orang jika blokade tidak segera dicabut dan serangan militer dihentikan.
Pentingnya Dukungan Masyarakat Internasional
Konvoi ini mendapat perhatian luas di Tunisia dan Aljazair, tempat di mana konvoi tersebut memulai perjalanan pada hari Minggu. Banyak orang yang melambaikan bendera Palestina dan memberikan dukungan kepada rakyat Gaza. Yahia Sarri, salah satu penyelenggara konvoi, berkata di media sosial bahwa “konvoi ini memberikan pesan kepada masyarakat Gaza bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi penderitaan.” Dukungan dari negara-negara jiran sangat penting dalam perjuangan ini.
Para aktivis asal Afrika Utara menyadari tantangan yang mereka hadapi untuk mencapai Gaza, namun mereka tetap bertekad untuk menyampaikan pesan solidaritas. Menurut Saher al-Masri, seorang aktivis Palestina yang tinggal di Tunisia, ini adalah langkah simbolis yang menunjukkan kemauan dan tantangan kepada situasi yang ada.
Blokade yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir sejak Hamas berkuasa pada 2007 mengakibatkan penderitaan yang terus-menerus bagi warga sipil Gaza. Israel mengklaim bahwa blokade diperlukan untuk menghindari penyelundupan senjata, tetapi banyak yang menilai bahwa tindakan ini merupakan hukuman kolektif yang merugikan penduduk sipil.
Konvoi ini juga diharapkan dapat mengumpulkan simpati di beberapa kota di selatan Tunis sebelum melanjutkan perjalanan ke Libya, meskipun situasi di Libya saat ini juga tidak stabil, dengan bentrokan antar milisi yang semakin meningkat. Para penyelenggara merencanakan penyeberangan yang aman dengan pihak berwenang sebelum keberangkatan mereka.