Rabu, 20 Agustus 2025 – 12:07 WIB
Jakarta – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan langkah strategis untuk mengatasi masalah kemacetan yang terjadi di sepanjang Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Masalah ini menarik perhatian publik dan pemerintah, terutama karena dampaknya yang signifikan terhadap mobilitas warga.
Menurut data, kemacetan di daerah tersebut menjadi semakin parah akibat adanya Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Fenomena ini mengundang berbagai pendapat dari masyarakat dan pemangku kepentingan.
Strategi Menghadapi Kemacetan Jalan TB Simatupang
Pramono menyatakan bahwa ia akan mengirimkan surat resmi kepada pemerintah pusat untuk menjelaskan dampak negatif dari PSN terhadap arus lalu lintas. Komunikasi ini penting agar pihak pusat dapat mengambil langkah-langkah mitigasi guna mengurangi kemacetan yang semakin parah di Jalan TB Simatupang.
Dari pengalamannya sebagai gubernur, Pramono memahami bahwa keberlanjutan proyek dan kelancaran transportasi sangat berhubungan erat. Ia berpendapat, tanpa adanya koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dan pusat, masalah ini akan semakin sulit diatasi. Penelitian menunjukkan bahwa koordinasi yang baik dapat menurunkan tingkat kemacetan hingga 30% dalam jangka pendek.
Langkah-Langkah Praktis untuk Meringankan Kemacetan
Dalam usaha untuk memberikan solusi lebih konkret, Pramono juga menginstruksikan jajarannya untuk menertibkan bedeng proyek yang ada di sepanjang Jalan TB Simatupang. Ukuran bedeng tersebut saat ini dianggap terlalu besar dan menghambat ruang lalu lintas, sehingga perlu dikecilkan agar tidak mengganggu arus kendaraan.
Selain itu, ia melarang keberadaan ‘Pak Ogah’ yang sering ditemukan di sekitar ruas jalan tersebut. Menurutnya, keberadaan mereka justru menambah kekacauan di lalu lintas, bukan mengatasinya. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat juga harus dioptimalkan. Masyarakat diimbau untuk mencari jalur alternatif guna mengurangi beban di Jalan TB Simatupang.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka pendek, sementara perbaikan infrastruktur jalan yang lebih menyeluruh sedang dilakukan. Pendekatan ini tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi kemacetan tetapi juga untuk menciptakan kesadaran yang lebih tinggi di antara para pengguna jalan.