Rabu, 2 Juli 2025 – 16:27 WIB
Program pemberdayaan UMKM menjadi salah satu penopang penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Program ini memberi kesempatan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk mengembangkan bisnis, memperluas pasar, dan meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok. Salah satu contohnya adalah inisiatif yang dikhususkan untuk para petani dan peternak di daerah tertentu, seperti yang terjadi di Dusun Ngelon, Desa Pudak Wetan, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
Dalam perjalanan klaster usaha di Kecamatan Pudak ini, dukungan dari lembaga keuangan menjadi bagian integral dalam pengembangan usaha mereka. Klaster yang dahulu hanya beranggotakan 25 peternak kini telah berkembang menjadi lebih dari 300 anggota, meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian dalam berusaha. Pertanyaannya adalah, bagaimana proses ini bisa terjadi dan apa yang menjadi kunci keberhasilan mereka?
Pembangunan Klaster Usaha yang Kokoh
Samsul Hadi, sebagai koordinator klaster, menceritakan bahwa sebelum terbentuknya klaster usaha ini, para peternak sempat tergabung dalam Koperasi Sumber Rejeki yang tidak dapat beroperasi. Kebutuhan yang tidak terpenuhi mendorong mereka untuk bersatu dan menciptakan Klaster Susu Mulya Abadi. Dengan tujuan sederhana untuk mencari solusi atas berbagai masalah yang dihadapi, mereka membentuk komunitas ini.
“Awalnya kami hanya memiliki 25 anggota, namun berkat kolaborasi dan solidaritas di antara peternak, jumlah anggota kami kian bertambah. Kini, kami telah menarik lebih dari 300 orang dari hampir enam desa,” ungkap Samsul. Kehadiran kelompok ini menjadi sangat penting karena memungkinkan mereka saling berbagi pengetahuan dan sumber daya, memperkuat posisi mereka di pasar lokal.
Dukungan dan Strategi untuk Pertumbuhan Usaha
Pertumbuhan yang signifikan pada klaster ini juga didukung oleh akses permodalan yang diberikan oleh lembaga keuangan. Sebelum wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melanda pada tahun 2022, mereka sudah mulai merasakan manfaat dari dukungan tersebut. “Ketika ada peternak yang mengalami kesulitan finansial, dukungan perbankan juga sangat penting. Mereka fleksibel dalam memberikan keringanan angsuran,” tambah Samsul.
Wabah PMK membawa tantangan tersendiri bagi para peternak, dengan penurunan produksi susu mencapai 50 persen. Namun, dengan adanya dukungan sistemik, para peternak dapat mengganti indukan lama dengan yang baru dan lebih produktif. Ini menunjukkan bahwa ketahanan klaster usaha sangat bergantung pada solidaritas dan dukungan dari seluruh anggota.
“Keberlanjutan usaha kami adalah hasil dari kerja sama yang solid, kejujuran dalam berorganisasi, serta pemberian pakan yang berkualitas,” tegas Samsul. Saat ini, klaster ini menjadi salah satu kelompok peternak dengan harga susu terbaik di wilayah sekitar, berkat peran serta lembaga keuangan dalam memberikan pendampingan dan sistem pembayaran yang transparan.
Produksi susu yang dicapai klaster ini cukup mengesankan, yaitu sekitar 10 ton atau 10.000 liter yang disetor setiap hari. Penyetoran dilakukan dua kali sehari, menunjukkan komitmen anggota untuk menjaga kualitas dan kuantitas produksi. Selain itu, untuk menjaga kesegaran susu, mereka menggunakan mesin pendingin berkapasitas 7.500 liter sebelum didistribusikan.
Meskipun tantangan pemulihan pasca wabah terus ada, optimisme tetap menghinggapi para peternak. “Kami berharap untuk terus bisa mengembangkan jumlah sapi dan meningkatkan produksi susu ke depannya. Dengan kolaborasi serta dukungan yang konsisten, kami yakin bahwa peternakan di Pudak akan semakin maju,” pungkas Samsul.
Dukungan lembaga keuangan tidak hanya terbatas pada akses pembiayaan, tetapi juga mencakup pemberdayaan lainnya seperti pelatihan manajemen usaha, literasi keuangan, dan digitalisasi dalam bisnis. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem usaha yang sehat dan berkelanjutan, sehingga pelaku usaha tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga mampu meningkatkan jangkauan pasar dan menambah pendapatan.