Jakarta – Ketua Dewan Pengawas koperasi menyatakan bahwa sektor koperasi di Indonesia tengah menghadapi berbagai tantangan yang harus diatasi oleh semua pihak terkait. Salah satu problem mendasar adalah citra koperasi yang masih dipengaruhi oleh isu-isu negatif di masa lalu, termasuk berbagai kasus penipuan.
“Tantangan ke depan bagi koperasi adalah menjadikannya sebagai lembaga yang memiliki citra positif. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan dalam tata kelola koperasi yang lebih transparan, agar masyarakat bisa lebih percaya,” ungkap ketua tersebut dalam sebuah acara baru-baru ini.
Membangun Citra Positif Koperasi
Sejak tahun 1927, tanggal 12 Juli diperingati sebagai hari koperasi nasional. Dalam sejarahnya, kongres pertama koperasi berlangsung di Tasikmalaya, Jawa Barat. Koperasi tumbuh seiring dengan gerakan nasional yang didorong oleh tokoh-tokoh besar, termasuk Mohammad Hatta, yang dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Peran koperasi dalam perekonomian tidak bisa diabaikan. Koperasi diharapkan dapat menjadi wadah bagi rakyat untuk bersatu dalam aktivitas ekonomi dengan cara yang adil dan demokratis. Hal ini penting agar setiap anggota koperasi merasa setara dan berkontribusi dalam pengambilan keputusan.
Strategi Menghadapi Tantangan Koperasi
Saat ini, banyak koperasi di Indonesia masih berfokus pada sektor simpan pinjam. Meskipun hal ini bukanlah masalah, ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan variasi usaha koperasi. Dengan melihat contoh sukses di luar negeri, seperti Koperasi Mondragon di Spanyol yang berhasil mengembangkan industri manufaktur, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam hal ini.
Koperasi juga dapat berperan sebagai agen pembangunan yang membantu mengurangi kesenjangan sosial. Dengan semakin banyaknya modal yang dikelola secara kolektif, koperasi mampu memberikan kemakmuran yang lebih merata dibandingkan usaha individual. Namun, tantangan utama yang harus dihadapi adalah menciptakan keragaman dalam usaha koperasi.
Pada akhirnya, posisi koperasi di Indonesia harus diperkuat agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan data BPS terbaru, kontribusi koperasi terhadap PDB Indonesia masih tergolong rendah, jauh dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Penting bagi seluruh insan koperasi untuk bersama-sama membangun sikap kemandirian dan semangat gotong royong dalam menjalankan usaha, agar koperasi dapat berperan lebih besar di masa depan.