Dalam momen penting, Kepala Staf Kepresidenan Letnan Jendral TNI (Purn) Anto Mukti (AM) Putranto resmi dilantik sebagai Ketua Dewan Pembina Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) untuk periode 2025-2030. Pelantikan ini dilakukan dalam sebuah musyawarah nasional yang diadakan di Kawasan Cikiwul, Bantar Gebang, Bekasi, pada 24 Juni 2025.
Munas tersebut menjadi puncak perayaan hari jadi ke-34 IPI, dihadiri oleh lebih dari 1.250 pemulung dari berbagai daerah. Kehadiran yang begitu besar menunjukkan komitmen dan keberadaan pemulung dalam masyarakat yang sering kali terabaikan. Siapa sangka, di balik tumpukan sampah yang ada, terdapat para pekerja tangguh yang memiliki peran penting dalam pemeliharaan lingkungan dan perekonomian.
Peran Pemulung dalam Lingkungan dan Ekonomi
AM Putranto menegaskan bahwa pemulung memiliki kontribusi yang signifikan. Mereka berperan mengumpulkan dan menjual sampah yang kemudian didaur ulang. Hal ini tidak hanya menciptakan mata pencaharian bagi mereka, tetapi juga mendukung perputaran ekonomi lokal. Di sisi lain, aktivitas pemulung turut berpartisipasi dalam pengurangan pencemaran lingkungan, menjadikan mereka pahlawan yang tak terlihat di tengah masyarakat.
Melalui pandangannya, Putranto menggambarkan ketangguhan pemulung yang bekerja dalam situasi dan lingkungan yang tidak selalu mendukung. Dari pengalaman yang ia lihat, situasi yang sulit ini seharusnya tidak membuat mereka terpinggirkan. Sebaliknya, kita harus lebih menghargai mereka, karena keberadaan mereka juga mencerminkan dinamika sosial dan ekonomi di Indonesia. Riset menunjukkan bahwa sektor informal, termasuk pemulung, menyerap banyak tenaga kerja, yang menjadi sangat penting di tengah tantangan perekonomian global.
Pentingnya Kesejahteraan dan Perlindungan bagi Pemulung
Dalam diskusinya, Putranto menggarisbawahi perlunya seluruh pengurus IPI, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk fokus membantu dan memudahkan para pemulung dalam menjalankan pekerjaan mereka. Kesehatan dan keselamatan pemulung adalah prioritas utama, mengingat mereka berisiko menghadapi masalah kesehatan akibat paparan terhadap sampah, serta potensi kecelakaan saat melakukan aktivitas mereka.
Harapan Putranto pun tercermin dalam ajakan kepada pengurus IPI supaya memikirkan kesejahteraan para pemulung. “Kita perlu menciptakan kondisi yang membuat pemulung dapat hidup sejahtera, sama seperti warga negara lainnya,” kata Putranto, menambahkan pentingnya perhatian terhadap masa depan anak-anak pemulung. Dengan menyediakan peluang yang lebih baik, kita bisa memastikan generasi mendatang memiliki kehidupan yang lebih baik dan lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Ikatan Pemulung Indonesia, Pris Polly Davina Lengkong, juga menyampaikan rasa terhormat mereka atas kesediaan Putranto untuk memimpin dewan pembina. Dia berharap di bawah kepemimpinan Putranto, organisasi ini dapat menjalankan program kerja dan misinya dengan lebih baik lagi, sehingga visi untuk perlakuan adil, keamanan, dan kesejahteraan bagi para pemulung dapat tercapai.
Dalam munas tersebut, tujuh orang lainnya juga ditunjuk sebagai anggota dewan pembina, yang diharapkan mampu membawa IPI ke arah yang lebih baik. Dengan dukungan dari tokoh-tokoh berpengalaman ini, IPI diharapkan bisa semakin fokus dalam menunaikan visi besarnya.
Sejak berdirinya pada tahun 1991, IPI telah menjadi naungan bagi sekitar 4,2 juta pemulung yang tersebar di berbagai daerah. Keberadaan organisasi ini bukan hanya sebagai wadah, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan hak dan kesejahteraan pemulung. Dengan langkah strategis dan dukungan dari berbagai pihak, masa depan yang lebih baik bagi para pemulung bukanlah mimpi yang mustahil.