Kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur kembali mengguncang masyarakat, kali ini di Kabupaten Kebumen. Seorang guru ngaji berinisial UN (30) diduga melakukan tindakan tidak senonoh kepada 12 anak-anak di bawah umur di sebuah desa di Kecamatan Pejagoan, Jawa Tengah. Pelaku yang dikenal sebagai sosok pemuka agama ini mengejutkan banyak pihak karena reputasinya di lingkungan sekitarnya.
Tidak sedikit warga desa setempat yang merasa kaget dengan berita ini. Mereka mengenal pelaku sebagai sosok yang taat beribadah dan dihormati sebagai guru ngaji. Seorang warga bernama Lasiman mengatakan, “Kami tidak percaya, karena Gus Ulin adalah seorang yang alim. Sangat menyedihkan mendengar kabar bahwa orang yang selama ini kami hormati bisa melakukan tindakan seperti ini.”
Fakta Mengejutkan di Balik Kasus Pencabulan
Kasus ini terungkap setelah salah satu korban mengadu kepada orang tuanya. Sebelum itu, pelaku telah melakukan aksinya berulang kali selama dua tahun terakhir. Diketahui, pelaku tidak hanya mengajar di tempat pengajian tetapi juga melakukan kejahatan di rumahnya. Keluarga korban yang merasa tidak terima segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
Pengacara dari salah satu orang tua korban, Bagas Adhyaradika, menjelaskan bahwa kejadian ini menjadi sorotan setelah mendengar pengakuan anak mereka yang menangis. “Ketika ditanya mengapa dia menangis, anak tersebut menceritakan telah ‘dinakali’ oleh guru ngajinya,” terangnya. Pengakuan ini menjadi awal mula terungkapnya fakta bahwa lebih dari satu anak mengalami nasib serupa.
Dampak Emosional dan Upaya Pemulihan untuk Korban
Pihak berwenang, melalui Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak, Arum Dwi Lestariningsih, menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kejadian ini. Ia mengatakan akan memberikan dukungan baik dari segi psikologis maupun hukum kepada korban dan keluarganya. “Kami berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat sekaligus melakukan konseling untuk mengurangi dampak trauma yang dialami anak-anak ini,” imbuhnya.
Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya perlindungan anak dan bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap figur pemuka agama dapat disalahgunakan. Harapan besar ditaruh pada proses hukum agar dapat menegakkan keadilan dan memulihkan hak-hak korban. Banyak pihak yang berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali dengan peningkatan kesadaran dan edukasi bagi masyarakat mengenai perlindungan anak.