Jakarta, pada 10 Juli 2025, Sekretaris Jenderal sebuah partai terkemuka, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan perasaannya dengan penuh emosi saat membacakan pledoi di Pengadilan Tipikor. Hasto menjadi terdakwa dalam kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan dalam proses PAW DPR RI periode 2019-2024.
Dalam suasana emosional, Hasto mengekspresikan kesedihannya dengan meneteskan air mata saat mengutip pernyataan dari Presiden Soekarno. Ini menunjukkan betapa dalamnya ikatan antara partai dan sejarah perjuangan bangsa.
Pentingnya Sejarah Perjuangan dalam Politik
Bung Karno pernah mengatakan bahwa “revolusi belum selesai”, hal ini menggambarkan semangat perjuangan yang masih hidup dalam jiwa partai. Hasto menekankan bahwa pada tahun 1993, Ibu Megawati Soekarnoputri pernah menegaskan pentingnya keberanian dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi. Ia mengingat kembali peristiwa Kudatuli pada 27 Juli 1996, sebagai momen penting dalam sejarah partai, di mana partai diserang tetapi tetap berkomitmen pada perjuangan untuk keadilan.
Hasto menjelaskan bahwa dalam menghadapi berbagai risiko, partai terus berperan sebagai penggerak perubahan. Dalam konteks ini, Hasto mencerminkan bagaimana PDIP berupaya menjaga jiwa perjuangan meski menghadapi tantangan yang tidak mudah. Keterlibatan dalam perjuangan rakyat tidak hanya menjadikan partai sebagai suara masyarakat, tetapi juga sebagai lambang harapan bagi rakyat yang tertindas.
Strategi dan Tantangan PDI Perjuangan
Meskipun tengah menghadapi tantangan hukum, Hasto menegaskan bahwa partai tetap komitmen pada demokrasi. Ia menyebutkan bahwa selama periode antara 2004 dan 2014, pragmatisme politik mulai menguat, menyebabkan partai seolah hanya berfungsi jika berada di pemerintahan. Namun, ini tidak menghentikan PDIP untuk melakukan konsolidasi ideologi dan sumber daya yang diperlukan untuk memperkuat posisi partai dalam politik Indonesia.
Jaksa penuntut umum sebelumnya menuntut Hasto dengan pidana penjara selama 7 tahun. Dalam pandangannya, tindakan suap yang melibatkan sejumlah angka signifikan seperti Rp600 juta untuk penguasaan kursi DPR menciptakan image negatif bagi partai. Hasto dihadapkan pada berbagai tuduhan, termasuk merintangi penyidikan yang berakibat pada hilangnya peluang bagi Harun Masiku untuk menjadi anggota DPR.
Dalam menghadapi situasi sulit ini, Hasto menegaskan pentingnya perlunya partai menguatkan diri dan menegakkan nilai-nilai demokrasi dalam setiap tindakannya. Ini bukan hanya soal hukum, melainkan tentang komitmen pada cita-cita yang lebih tinggi bagi bangsa ini. PDIP adalah bagian dari sejarah yang mengedepankan suara rakyat dan menjaga keadilan.