Sabtu, 5 Juli 2025 – 08:36 WIB
Purwakarta – Sebuah rekaman video yang memperlihatkan aksi kekerasan terhadap seorang balita viral di media sosial. Video tersebut pertama kali diunggah oleh seorang publik figur, dan langsung menuai kecaman luas dari warganet.
Dalam video yang beredar, tampak seorang anak balita berusia sekitar 1,5 tahun menangis kesakitan saat bagian wajah dan perutnya diinjak oleh seorang pria yang merupakan ayah kandungnya. Aksi tak berperikemanusiaan ini berlangsung meski anak tersebut berteriak meminta pertolongan.
Kekerasan Terhadap Anak dalam Keluarga
Kasus penganiayaan ini menyoroti fakta menyedihkan tentang kekerasan terhadap anak yang sering kali terjadi di lingkungan keluarga. Masyarakat sering kali menganggap rumah sebagai tempat yang aman, tetapi bagi sebagian anak, rumah bisa menjadi tempat terburuk. Dalam konteks ini, kekerasan fisik tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental si anak di kemudian hari.
Menurut data yang dirilis oleh lembaga perlindungan anak, setiap tahun terjadi ribuan kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia. Hal ini menuntut perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat untuk mengambil tindakan preventif yang efektif. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi orang tua mengenai pola asuh yang baik.
Strategi untuk Mencegah Kekerasan Terhadap Anak
Pengawasan dan perlindungan anak harus menjadi prioritas utama bagi semua pihak. Salah satu strategi efektif adalah meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak. Memastikan anak merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah atau kekhawatiran mereka sangat penting untuk mencegah kekerasan lebih lanjut. Di samping itu, lembaga pendidikan juga dapat berperan penting dalam mengajarkan etika dan nilai-nilai yang menghormati hak anak.
Saat ini, korban dari penganiayaan tersebut tengah menjalani perawatan medis dan dukungan psikologis. Perlindungan dari pihak berwenang juga sangat dibutuhkan untuk memastikan keselamatan anak. Selain itu, pelaku kini tengah menghadapi proses hukum yang serius, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. Hal ini menjadi peringatan bagi masyarakat bahwa kekerasan dalam rumah tangga, terutama yang melibatkan anak, bukanlah hal yang bisa ditoleransi.
Setiap individu dan pihak terkait harus berperan aktif dalam pencegahan kekerasan terhadap anak, karena masa depan anak-anak adalah tanggung jawab bersama. Diperlukan kerja sama antara orang tua, pendidikan, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan optimal bagi semua anak.