Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, menegaskan kepada seluruh kader mengenai pentingnya menjaga soliditas internal partai menjelang Kongres pertama PSI di Kota Surakarta. Rencana kongres ini menjadi momen yang sangat berarti bagi perkembangan partai di masa mendatang.
Dalam konsolidasi yang berlangsung di Kantor DPW PSI Jawa Tengah, Kaesang mengajak para kader untuk memperkuat persatuan. Dengan kalimat penyemangat, dia menyatakan harapannya agar, apapun hasil dari kongres, semua elemen PSI tetap bersatu dan solid.
Soliditas Internal sebagai Pondasi Kekuatan
Soliditas internal merupakan kunci untuk mencapai tujuan bersama dalam sebuah partai politik. Hal ini berfungsi sebagai platform untuk menyatukan berbagai elemen yang berpendapat berbeda. Kaesang menyatakan bahwa ketiga calon ketua umum—dirinya, Ronald A. Sinaga, dan Agus Mulyono Herlambang—harus mampu menciptakan suasana yang harmonis pasca-kongres. Tidak mengapa berkompetisi, yang terpenting adalah keberlanjutan dan persatuan partai.
Data menunjukkan, banyak partai yang sukses karena memiliki kekuatan internal yang baik. Persatuan bukan hanya soal tidak adanya konflik, tetapi juga tentang bagaimana setiap anggota merasa diikutsertakan dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini, Kaesang berharap partai yang dipimpinnya di masa depan akan menjadi contoh positif dalam hal inklusivitas.
Menuju Transformasi yang Lebih Inklusif
Partai Solidaritas Indonesia berwenang untuk melakukan transformasi ke arah yang lebih terintegrasi dan terbuka. Kaesang mengungkapkan niat untuk menjadikan PSI sebagai partai yang lebih inklusif. Dengan pendekatan seperti ini, diharapkan dapat menarik generasi muda dan elektoral yang lebih luas.
Beberapa strategi yang bisa diterapkan mencakup peningkatan partisipasi anggota dalam perencanaan program. Misalnya, terbuka untuk masukan dari kader di berbagai daerah dapat memberikan perspektif yang beragam dan memperkuat basis dukungan. Penyelenggaraan lokakarya dan diskusi terbuka akan memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antara struktur partai dan anggota basis.
Dalam hal ini, kongres pertama di Solo juga menjadi penting bukan hanya untuk pemilihan ketua, tetapi juga sebagai ajang refleksi dan usaha bersama untuk menentukan arah perjuangan ke depan. Melibatkan sebanyak mungkin kader, seperti rencana 600 kader dari Kota Semarang yang akan hadir, menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk memainkan peran aktif dalam proses ini.
Namun, Kaesang juga mengingatkan soal kapasitas arena kongres yang terbatas. Ini menjadi tantangan tersendiri, namun antusiasme tersebut seharusnya bisa diimbangi dengan manajemen yang baik agar hasil kongres bisa sesuai harapan semua pihak.