Rabu, 25 Juni 2025 – 03:00 WIB
Jakarta – Salah satu tantangan utama di Jakarta adalah masalah kabel-kabel yang semrawut di udara. Tampilan kota menjadi terganggu oleh kabel-kabel yang melintang tidak beraturan, menciptakan kesan yang tidak rapi.
Dengan banyaknya infrastruktur yang dibangun, pertanyaan yang muncul adalah: bagaimana cara mengatasi masalah estetika kota akibat jaringan kabel yang terlihat kacau tersebut?
Pentingnya Penataan Kabel di Jakarta
Panitia Khusus Jaringan Utilitas DPRD DKI Jakarta mengusulkan penataan kabel udara agar menjadi lebih teratur dan estetis. Dalam pernyataannya, mereka menekankan bahwa semua kabel udara seharusnya dipindahkan ke bawah tanah. Langkah ini tidak hanya berdampak pada sudut pandang estetika tetapi juga pada kerapian tata ruang kota secara keseluruhan.
Menurut Ketua Pansus Jaringan Utilitas, penataan ini harus menjadi target jangka pendek. “Tujuannya adalah untuk menyederhanakan tampilan kota. Jika kita bisa menghilangkan kabel-kabel yang mengganggu, maka suasana Jakarta akan lebih menarik,” tambahnya. Hal ini juga merupakan langkah strategis untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi warga dan pengunjung kota.
Strategi Jangka Panjang untuk Jaringan Utilitas
Sementara penataan jangka pendek menjadi fokus utama, Pansus Jaringan Utilitas juga menyadari pentingnya perencanaan jangka panjang. Mereka merekomendasikan agar ada sistem jaringan utilitas yang terintegrasi dan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Dengan sistem yang terpadu, pembangunan infrastruktur baru dapat mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan, sehingga mengurangi risiko kesemrawutan di masa depan.
Salah satu anggota Pansus Jaringan Utilitas juga mengusulkan bahwa pembangunan jaringan utilitas harus mencerminkan nilai-nilai budaya lokal. “Jakarta adalah kota yang kaya dengan budaya. Kita seharusnya memasukkan unsur tersebut dalam penataan jaringan utilitas untuk menciptakan efek edukasi,” ungkapnya. Ini dapat menjadi contoh baik bagi daerah lain dalam menerapkan kebijakan yang berbasis pada budaya lokal sambil tetap memenuhi kebutuhan teknis.
Dengan demikian, harapan untuk menciptakan jaringan utilitas yang rapi dan estetis di Jakarta bukan hanya tentang fungsi, tetapi juga tentang identitas budaya kota yang harus dihormati. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan kesatuan antara modernisasi dan pemeliharaan warisan budaya, membuat Jakarta lebih sesuai dengan statusnya sebagai kota global yang berbudaya.