Insiden pada jalur kereta cepat sering menjadi perhatian, dan salah satunya adalah keterlambatan yang disebabkan oleh tabrakan dengan satwa liar. Pada 26 Juli 2025, kereta relasi Tegalluar Summarecon – Halim mengalami keterlambatan selama sekitar 40 menit. Hal ini terjadi di KM 86+200 antara Stasiun Padalarang dan Karawang akibat menabrak seekor biawak.
Pengalaman seperti ini bukanlah hal yang jarang terjadi. Menurut data, insiden-tabran kereta dengan hewan liar seringkali mengakibatkan gangguan perjalanan, dan ini menjadi perhatian serius baik dari operator kereta maupun penumpang. Pertanyaannya adalah, apa langkah yang diambil untuk mengatasi situasi seperti ini?
Insiden dan Dampak pada Perjalanan Kereta
Ketika insiden tersebut terjadi, tim teknis dari perusahaan kereta tersebut segera melakukan evaluasi untuk memastikan keselamatan dan integritas rangka bawah kereta. Proses ini mencakup pemeriksaan menyeluruh terhadap kereta agar tidak ada kerusakan yang bisa membahayakan penumpang di perjalanan berikutnya. Dalam kasus yang terjadi pada siang hari tersebut, petugas pembersihan juga diperlukan untuk memastikan jalur kereta bersih dari benda asing.
Statistik menunjukkan bahwa pada semester I tahun 2025, telah terjadi 10 insiden serupa sepanjang jalur tersebut. Kejadian-kejadian ini umumnya disebabkan oleh lokasi jalur kereta yang melewati area dengan vegetasi lebat, yang menjadi habitat bagi berbagai satwa liar, termasuk biawak. Tentu saja, hal ini menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan perjalanan, baik bagi penumpang maupun hewan-hewan tersebut.
Strategi Mitigasi dan Keamanan Jalur
Untuk mengurangi risiko kecelakaan serupa, langkah-langkah mitigasi telah diambil. Salah satunya adalah pemasangan pagar pengaman di sepanjang jalur kereta. Pagar ini dirancang untuk memperkecil kemungkinan hewan liar masuk ke area jalur kereta. Namun, upaya ini tidak selalu 100% efektif, mengingat perilaku hewan yang tidak terduga.
Selain itu, petugas secara rutin melakukan patroli di sekitar jalur, serta membersihkan semak belukar yang berdekatan. Tindakan pembersihan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi perjalanan kereta. Kesadaran akan pentingnya menjaga keamanan jalur juga menjadi bahan edukasi bagi masyarakat sekitar agar mereka turut berpartisipasi dalam menjaga batasan bagi hewan liar.
Dalam menghadapi isu ini, diharapkan adanya kerjasama antara operator kereta, masyarakat, dan pemerintah untuk menciptakan solusi yang lebih efektif dalam mencegah insiden serupa terjadi di masa depan. Penyuluhan tentang pentingnya menjaga jarak antara habitat satwa dengan jalur kereta juga menjadi bagian penting dari pendekatan keseluruhan ini.
Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan perjalanan kereta dapat berlangsung lancar tanpa gangguan berarti dari hewan liar. Keselamatan penumpang seharusnya menjadi prioritas utama dalam setiap perjalanan, dan itu membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak.