Seorang turis asal Inggris, Mattew Daniel (34), mengaku menjadi korban dugaan penipuan dan intimidasi saat mengunjungi Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kisahnya tersampaikan setelah Mattew membagikannya di media sosial dan menjadi viral akibat kontennya yang menarik perhatian publik.
Apakah Anda pernah merasa tertipu saat berlibur? Mattew mengalami situasi yang tidak nyaman ini ketika ia menghubungi seorang sopir wisata berinisial HS melalui Facebook. Ia mempunyai harapan tinggi untuk menemukan lokasi snorkeling yang menakjubkan, seperti Pulau Kanawa, tetapi situasi yang ia hadapi justru sebaliknya.
Pengalaman Menyulut Kekecewaan
Mattew awalnya menginginkan pengalaman snorkeling yang tak terlupakan, dan HS menjanjikan tempat yang lebih baik. Namun, hal tersebut adalah awal dari kekecewaan. Mattew dijemput dan diantar menuju wilayah Dintor, yang berjarak sekitar 60 kilometer dari pusat kota. Perjalanan ini terasa tidak nyaman, karena selama perjalanan, HS dan seorang teman yang disebut-sebut sebagai pemandu wisata tampak lebih fokus pada kebiasaan pribadinya ketimbang pada keselamatan turis.
“Selama berkendara, saya melihat dia minum bir dan asyik dengan handphone-nya,” kenang Mattew. Ketika mereka tiba di Pulau Nuca Molas, harapannya sirna. Lokasi snorkeling yang diimpikannya ternyata jauh dari kenyataan, dengan janji lokasi yang indah tergantikan oleh pengalaman pahit. “Tidak ada ikan dan karang di sana,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Respon Terhadap Intimidasi dan Solusi
Kekecewaan Mattew berlanjut saat ia membagikan pengalamannya di media sosial. Ia memperoleh ancaman dari HS untuk menghapus postingan tersebut. Situasi ini menarik perhatian pihak berwajib, khususnya Polres Manggarai Barat. Kasat Reskrim, AKP Lufthi Darmawan Aditya, menyatakan bahwa mereka telah mengetahui kasus ini dan bertindak cepat untuk mencegah kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Meski Mattew tidak membuat laporan resmi, pihak kepolisian mengamankannya untuk keselamatan. Dalam hal ini, HS bersedia melakukan mediasi dan mengembalikan sebagian uang yang dibayarkan Mattew. Proses mediasi ini menunjukkan betapa pentingnya komunikatif dalam menyelesaikan perselisihan, khususnya antara turis dan penyedia jasa lokal.
Kasus ini menyentuh pada aspek yang lebih luas dalam industri pariwisata, yaitu pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam layanan wisata. Dengan adanya dialog terbuka, baik antara pelaku wisata dan pelanggan, diharapkan kejadian serupa bisa diminimalisir di masa mendatang.